Dilahirkan
di Thusi pada tahun 450 H. Beliau adalah seorang alim yang banyak
menghabiskan masa hidupnya untuk menuntut ilmu dan mendakwahkan
islam, tetapi sangat disayangkan dalam perjalanannya dalam menuntut
ilmu beliau banyak terpengaruh ilmu-ilmu filsafat dan ilmu-ilmu
kalam. Beliau pernah bercerita tentang dirinya bahwa "bekal
pengetahuan
saya
tentang
hadits
sangat
sedikit". Ibnu Taimiyah
dalam hal ini berkomentar Abu Hamid (Al Ghozali) kurang begitu
pengalaman dengan atsar-atsar Rasulullah dan orang-orang salaf (para
sahabat) sebagaimana orang-orang yang menguasai dalam masalah
tersebut, yaitu orang-orang yang dapat membedakan sohih dan dhoifnya
sebuah hadits. Oleh karena itu beliau banyak menyebutkan dalam
kitab-kitabnya hadits-hadits yang lemah bahkan hadits yang dusta.
Seandainya beliau mengetahui tentang ilmu hadits niscaya beliau tidak
akan menyebutkannya.
Salah
satu dari karya terbesar Al Ghozali adalah kitab Ihya Ulumiddin yang
terkenal di kalangan masyarakat umum dan golongan teterntu. Ada
sebagian kelompok mengambilnya kemudian mencela isinya secara mutlak
dan sebagian yang lain mengambilnya kemudian memuji secara
berlebihan. Kedua kelompok ini kurang adil dalam memberikan
penilaian. Adapun sikap yang harus diambil adalah sikap Inshof
(pertengahan) adalah menyebutkan kebaikan-kebaikannya disertai dengan
menyebutkan kesalahannya.
Syaikhul
Islam berkomentar tentang kitab Al Ihya' ini "adapun
apa yang
terdapat
dalam kitab
Al Ihya'
ada
beberapa
isinya yang
menyesatkan
seperti
pada
masalah-masalah
sombong,
ujub, riya'
dan dengki
kebanyakan
isi dari
kitab Ihya'
tersebut
menukil
dari Harits
Al Muhasibi
dalam kitab
Al Ri'ayah.
Dari
ucapan-ucapan
ini ada
yang bisa
diterima
atau
sebaliknya
ditolak
serta ada
juga yang
di dalamnya
pertentangan-pertentangan".
Di
kitab Al Ihya' sendiri ada faedah-faedah yang banyak tetapi tidak
sedikit materi-materi yang tercela dan merusak berupa ucapan-ucapan
filsafat yang berkenaan dengan tauhid, kenabian, bahkan urusan
akhirat. Telah dinukilkan dari biografi beliau bahwa di akhir
hayatnya beliau mendalami hadits dan belajar bersama orang yang
menguasai ilmu hadits serta mendalami kitab sohih Bukhori Muslim.
Seandainya beliau masih hidup tentunya sejak saat itu lebih
mengutamkan ilmu hadits. Berkata Shidiq Hasan K. "dikisahkan
oleh Ali
Al Qori
bahwa
ketika Al
Ghozali
meninggal
kitab
bukhori
sedang
berada di
atas
dadanya".
Demikian
biografi singkat Imam Al Ghozali yang banyak membawa pemahaman
filsafat walaupun di akhir hayatnya kembali ke pahaman sahabat
(salaf), tetapi sayang buku filsafatnya sudah terlanjur tersebar di
seluruh dunia dan tidak ada yang mampu mencegahnya.
Semoga
Allah mema'afkan dan mengampuni kekhilafannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar